Ahmad mendorong bagasi ukuran 20 kilogram ke halaman rumahnya. Angin sore sepoi-sepoi menerbangkan kerudungnya. Ia melemparkan senyum ke segala sisi.
Hampir seluruh orang kampungnya menunggu kepulangan Ahmad. Ia patut bangga karena setelah tiga tahun lebih berkelana, baru kali ini ia pulang dengan titel yang cukup kuat. Hafiz – penghafal al-Quran. Gelar yang tidak main-main.
Tanpa embel-embel di secarik kertas namun kedudukannya lebih dihormati dan dihargai daripada mereka yang memiliki titel di kertas putih dengan stempel perguruan tinggi negeri atau swasta.
Di mana-mana, orang
Namun ia dikenal sebagai pria yang egois dan emosional. Sifat yang sudah mendarah daging dalam dirinya. Sejak saat itulah ia merasa dirinya besar diri. Sampai kata durhaka pun keluar dari mulut sang ibu.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN