Sebuah mobil boks bertuliskan Waroeng
Murah Wong Solo tiba di Kampung Cinderjo Lor, Kelurahan Gilingan,
Kacamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Selasa (30/8/2016).
Tak menunggu lama warga berhamburan mengantri nasi bungkus berlauk daging ayam atau ikan yang hanya dibandrol dengan harga Rp 2 ribu per bungkus. Bagi warga bantaran rel, himpitan ekonomi membuat warga nyaris tak dapa menikmati daging. Nasi dengan lauk ayam terasa cukup mewah bagi mereka.
Mobil-Waroeng-Murah
"Jarang bisa makan daging, makanya saya selalu beli kalau Waroeng Murah ke sini. Warga sini rata-rata miskin. Kerja serabutan," ujar Suparti (63)? salah seorang warga.
Sementara itu, Muhammad Nur Syawaluddin (34) pemilik Waroeng Murah Wong Solo mengungkapkan gerakan sedekah dalam bentuk penjualan nasi bungkus dengan harga Rp 2000 hampir berjalan tiga tahun.
Sepeserpun Nur tidak mengambil uang dari hasil penjualan. Sebab nasi yang dijual bersumber dari sedekah. Para relawan juga tidak diupah sepeserpun, sebagai bentuk bahwa sedekah tidak hanya dengan uang tapi juga dengan tenaga.
"Kami tidak mengambil sepeserpun, hasil penjualan ini nanti kami berikan kepada kaum dhuafa, tuna wisma dalam bentuk pemberian nasi kotak dan teh hangat gratis setiap malam Ahad ," katanya.
Waroeng Murah Wong Solo tidak lepas dari keberanian Nur untuk mengajarkan pentingnya besedekah. Tahun 2012 hingga tahuan 2013 ia dan keluarganya membiasakan diri untuk membagikan nasi bungkus.
Ia lantas
Tak menunggu lama warga berhamburan mengantri nasi bungkus berlauk daging ayam atau ikan yang hanya dibandrol dengan harga Rp 2 ribu per bungkus. Bagi warga bantaran rel, himpitan ekonomi membuat warga nyaris tak dapa menikmati daging. Nasi dengan lauk ayam terasa cukup mewah bagi mereka.
Mobil-Waroeng-Murah
"Jarang bisa makan daging, makanya saya selalu beli kalau Waroeng Murah ke sini. Warga sini rata-rata miskin. Kerja serabutan," ujar Suparti (63)? salah seorang warga.
Sementara itu, Muhammad Nur Syawaluddin (34) pemilik Waroeng Murah Wong Solo mengungkapkan gerakan sedekah dalam bentuk penjualan nasi bungkus dengan harga Rp 2000 hampir berjalan tiga tahun.
Sepeserpun Nur tidak mengambil uang dari hasil penjualan. Sebab nasi yang dijual bersumber dari sedekah. Para relawan juga tidak diupah sepeserpun, sebagai bentuk bahwa sedekah tidak hanya dengan uang tapi juga dengan tenaga.
"Kami tidak mengambil sepeserpun, hasil penjualan ini nanti kami berikan kepada kaum dhuafa, tuna wisma dalam bentuk pemberian nasi kotak dan teh hangat gratis setiap malam Ahad ," katanya.
Waroeng Murah Wong Solo tidak lepas dari keberanian Nur untuk mengajarkan pentingnya besedekah. Tahun 2012 hingga tahuan 2013 ia dan keluarganya membiasakan diri untuk membagikan nasi bungkus.
Ia lantas
mengunggah beberapa aksi berbagi nasi
ke media sosial. Tak disangka-sangka hal itu mengundang rasa simpatik
dan banyak orang yang ingin bersedekah melalui tangannya.
Bahkan pada akhir tahun 2013 Nur diamanahi satu unit mobil yang menjadi sarana angkutan Waroeng Murah Wong Solo. "Donatur itu bilang kalau saya bisa membudayakan sedekah dengan konsep warung murah selama satu tahun, mobil itu silahkan dimiliki untuk oprasional. Alhamdulliah atas ijin Allah bisa berjalan sampai tiga tahun ini," cerita Nur.
Bahkan pada akhir tahun 2013 Nur diamanahi satu unit mobil yang menjadi sarana angkutan Waroeng Murah Wong Solo. "Donatur itu bilang kalau saya bisa membudayakan sedekah dengan konsep warung murah selama satu tahun, mobil itu silahkan dimiliki untuk oprasional. Alhamdulliah atas ijin Allah bisa berjalan sampai tiga tahun ini," cerita Nur.
Awalannya Nur jual nasi bungkus berlaukan daging ayam dengan harga Rp
1000. Tiga ratus bungkus habis kurun waktu dalam waktu relatif cepat.
Tiga minggu jalan, Nur coba menaikan harga jadi Rp 2000, juga habis tak
kurang kurun waktu satu jam.
Tidak diduga langkah simpel ini selalu didukung sedekah dari beberapa
dermawan. Nur tidak pernah tunda saat untuk? menyalurkannya melalui
Waroeng Murah Wong Solo. Sebab banyak golongan dhuafa yang memerlukan.
" Sehari-hari tentu ada yang titip sedekah untuk program ini, " ucap dia.
Waroeng Murah juga sudah mendidik orang-orang untuk bersedekah walau
dalam keadaan sempit. Nur mengungkap pernah ada seseorang anak kecil,
dia miliki duit 4 ribu rupiah, namun rekannya tak miliki duit serta
sejak dari pagi belum makan. Si anak ini lantas beli dua bungkus nasi
untuk di serta rekannya.
Nur bersukur bisa menyebar kebaikan serta membudayakan bersedekah dan
mengikis mental mengemis. Nur meyakini sedekah dapat mengundang barokah
serta mengikis kepemilikan pada dunia.
? Sedekah dapat juga bersihkan jiwa serta mengikis kepemilikan kita pada
dunia hingga kita dapat perduli pada sesama,? tandasnya.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN