Bila membicarakan mistis Gunung Padang, Koordinator Juru Pelihara, Nanang, meyakini tidak akan usai dalam semalam saja. Misalnya tentang sosok-sosok tertentu yang ditangkap kamera pengunjung dipuncak situs, Nanang menganggap itu sebagai hal yang biasa terjadi.
Mulai sejak dibukanya situs itu menjadi tempat wisata, sudah tidak terhitung beberapa pengunjung yang mengaku melihat sosok tertentu dari hasil jepretannya. Yang terbaru, lima anggota dari Yon Zipur yang diperbantukan untuk melindungi situs selama studi yang lalu, juga mengalami hal yang sama.
Kelima anggota TNI itu berfoto diteras tiga menjelang sore. Bukan penampakan sosok-sosok tertentu yang tertangkap. Dalam hasil jepretannya, kepala satu diantara anggota TNI itu tidak ada alias hanya bagian tubuh saja yang tertangkap kamera.
“Itu fotonya sudah lama sekali, sekitar tiga tahun yang lalu. Hal itu tampak dari rumputnya yang mengering. Bila sekarang hijau dan subur, ” tutur Nanang, seperti diambil dari Tribun.
Disebutkan Nanang, foto tersebut diambil dari teras tiga. Sedangkan sosok raksasa ada diteras dua situs megalitikum itu. Walau demikian ia tidak dapat menjelaskan siapa sosok raksasa tersebut .
“Sebetulnya tidak cuma itu saja penampakan yang terlihat ketika difoto. Ada yang bagus lagi dan itu bukan buatan karena pengunjung yang memoto, ” kata Nanang.
Terkecuali penampakan lewat hasil jepretan kamera, kesurupan juga kerap terjadi, baik yang cuma terjadi pada salah seorang saja ataupun
massal. Menurut
Nanang, kesurupan itu terjadi manakala yang bersangkutan sudah melakukan hal-hal yang oleh makhluk ghaib penghuni Gunung Padang dianggap sudah melewati batas kewajaran.
Namun, maksud dia, bukan berarti yang kesurupan itu yaitu orang yang dikira sudah melakukan kekeliruan. Ada kalanya, kesurupan malah dialami oleh orang yang sama sekali tidak melakukan kesalahan.
Baca : Misteri Orang Bunian
“Jadi yang kesurupan itu istilahnya tidak terima pada yang sudah berbuat kekeliruan atau memberikan nasehat pada orang lain supaya tidak lakukan beberapa hal yang dikira kelewat batas, ” ujar Nanang.
Nanang meneruskan ceritanya. Pernah satu saat, puluhan pelajar SMA dari Jakarta melakukan kunjungan. Di puncak situs, rombongan itu menggunakan waktu untuk berfoto dengan berbagai gaya. Tak jarang, beberapa jupel juga dibuat kerepotan karena mereka kerap berpose berdiri diatas batu.
Berbagai macam kata-kata kotor yang harusnya tidak disampaikan juga kerap terlontar diantara mereka. Walau sudah diingatkan, hal itu selalu diulangi. Bahkan juga, ketika jam tutup 17 : 00 dan disuruh untuk turun, mereka masih asik dengan kegiatannya masing-masing.
“Sebelunya kami telah mengingatkan supaya turun sebelumnya jam 5 sore. Namun nyatanya mereka tidak menghiraukannya, ” katanya.
Kesurupan massal itu berjalan cukup lama. Saat beberapa pelajar yang kesurupan sembuh, beberapa yang lain lalu ganti kesurupan, demikian selanjutnya sampai mendekati larut malam.
Widodo menyebutkan, beberapa jupel bukan membiarkan hal itu terjadi. Namun, pihaknya memberi peluang pada pendamping rombongan itu untuk mengatasi sendiri karena memang mereka yang seharusnya memberi pengawasan dan mengawal mulai dari berangkat sampai usai kegiatan.
Pada bagian kaki sosok raksasa itu menyerupai kaki manusia normal. Cuma saja, pada bagian lutut hingga kepala tampak hitam. Mengenai wajahnya tidak demikian jelas.
Misterius bukan ?
Nanang, kesurupan itu terjadi manakala yang bersangkutan sudah melakukan hal-hal yang oleh makhluk ghaib penghuni Gunung Padang dianggap sudah melewati batas kewajaran.
Namun, maksud dia, bukan berarti yang kesurupan itu yaitu orang yang dikira sudah melakukan kekeliruan. Ada kalanya, kesurupan malah dialami oleh orang yang sama sekali tidak melakukan kesalahan.
Baca : Misteri Orang Bunian
“Jadi yang kesurupan itu istilahnya tidak terima pada yang sudah berbuat kekeliruan atau memberikan nasehat pada orang lain supaya tidak lakukan beberapa hal yang dikira kelewat batas, ” ujar Nanang.
Nanang meneruskan ceritanya. Pernah satu saat, puluhan pelajar SMA dari Jakarta melakukan kunjungan. Di puncak situs, rombongan itu menggunakan waktu untuk berfoto dengan berbagai gaya. Tak jarang, beberapa jupel juga dibuat kerepotan karena mereka kerap berpose berdiri diatas batu.
Berbagai macam kata-kata kotor yang harusnya tidak disampaikan juga kerap terlontar diantara mereka. Walau sudah diingatkan, hal itu selalu diulangi. Bahkan juga, ketika jam tutup 17 : 00 dan disuruh untuk turun, mereka masih asik dengan kegiatannya masing-masing.
“Sebelunya kami telah mengingatkan supaya turun sebelumnya jam 5 sore. Namun nyatanya mereka tidak menghiraukannya, ” katanya.
Kesurupan massal itu berjalan cukup lama. Saat beberapa pelajar yang kesurupan sembuh, beberapa yang lain lalu ganti kesurupan, demikian selanjutnya sampai mendekati larut malam.
Widodo menyebutkan, beberapa jupel bukan membiarkan hal itu terjadi. Namun, pihaknya memberi peluang pada pendamping rombongan itu untuk mengatasi sendiri karena memang mereka yang seharusnya memberi pengawasan dan mengawal mulai dari berangkat sampai usai kegiatan.
Pada bagian kaki sosok raksasa itu menyerupai kaki manusia normal. Cuma saja, pada bagian lutut hingga kepala tampak hitam. Mengenai wajahnya tidak demikian jelas.
Misterius bukan ?
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN