Penyakit seperti migrain, insomnia, pusing-pusing hingga stres satu diantara pemicunya berasal dari t4hi kuping. Tetapi jangan khawatir, semua permasalahan ini dapat diatasi dengan therapy lilin.
Therapy
lilin memang sudah sering didengar sebagai penyembuhan alternatif yang
menyehatkan. Tetapi beberapa orang yang belum begitu tahu perihal
manfaat apa saja yang didapatkan karena therapy lilin bukan sekedar
membuang tahi kuping.
Namanya memang therapy lilin, namun bukan bermakna lilin yang dipakai
yaitu lilin ketika mati lampu. Hanya karena memiliki bentuk saja yang
seperti lilin, jadi diberi nama therapy lilin.
Therapy yang berasal dari Amerika itu konon banyak dikerjakan oleh suku
Indian. Dulu, mereka memakai kulit jagung yang dilapis sarang tawon
untuk membuat sejenis cerobong yang memiliki bentuk diibaratkan seperti
lilin.
Kulit jagung saat ini diganti oleh bahan 'lenen', yakni nama bahan yang
umum dipakai untuk membuat kain. Kemudian, lenen dilapis oleh sarang
tawon yang di ketahui mempunyai campuran chamomile serta sage. Chamomile
yaitu zat yang dapat membawa efek relaksasi sedangkan sage adalah zat
yang bisa membunuh kuman serta jamur.
Kombinasi lenen serta sarang tawon lalu digulung menyerupai batangan
lilin. Panjang lilin yaitu 15 cm serta satu kali therapy biasanya
membutuhkan 6 buah lilin, fungsinya untuk merangsang, mengangkat dan
bersihkan semua kotoran telinga.
Prinsip therapy lilin sesungguhnya adalah mengeluarkan kotoran, bakteri serta jamur melalui tekanan osmosis di telinga.
Sesudah bahan-bahanya siap, lilin ditempelkan dengan posisi vertikal
pada telinga, ujung lilin lalu dibakar. Panas dan asap yang dihasilkan
akan masuk ke rongga-rongga telinga serta membuat tekanan di dalamnya
meningkat. Hal semacam ini akan membuat kotoran, bakteri dan jamur
terdorong ke luar dari telinga.
Therapy yang hanya memerlukan waktu lebih kurang dua jam itu tidak akan terasa sakit di telinga, seperti yang umumnya terjadi di
" Bahkan juga banyak pengunjung yang tertidur ketika therapy, saking
enak dan menenangkannya, " tutur Dra. Susana Budiman, terapis yang
membuka praktik therapy lilin 'Ear Candle Center' di kawasan Jakarta
Barat, Selasa (14/7/2009).
Efek yang langsung dirasakan sesudah melakukan therapy yaitu kepala jadi
enteng serta pendengaran bertambah tajam, bahkan orang bisu pun bisa
bicara kembali.
" Saya mempunyai pasien yang sejak lahirnya bisu karena terendam air
ketuban didalam rahim ibunya. Saat usia tiga th., ia mulai melakukan
therapy ini serta saya juga kaget saat ia mulai bisa bicara, padahal
baru beberapa kali therapy, " tutur Dra. Susana.
Therapy lilin memang bisa dimulai mulai sejak dini. Bayi yang berusia
tiga bln. juga sudah bisa lakukan terapi ini. Hal semacam ini
dikarenakan mekanisme kerjanya yang aman dan alami, sehingga tak
menyebabkan trauma untuk si anak.
Menurut Susana, ada bakteri, jamur dan kotoran yang bersarang didalam
telinga akan mengurangi jumlah oksigen yang bersih di otak. Hal inilah
yang mencetus sebagian penyakit seperti migrain, sinusitis, asma,
vertigo (pusing), insomnia, bahkan depresi.
Polusi di lingkungan sekitar juga jadi satu diantara pemicu
berkembangnya tahi kuping. " Itulah penyebab kenapa tahi kuping orang
Indonesia kebanyakan berwarna coklat kehitaman dan agak keras, ya karena
tingkat polusi di Indonesia memang tinggi, " kata Dra. Susana.
Masalah membersihkan tahi kuping memang bebrapa gampang susah. Gampang
karena cukup bersihkan kotoran kecil saja, susah karena memerlukan
perawatan dan biaya yang lebih mahal bila sudah mengganggu pendengaran
bahkan menimbulkankomplikasi penyakit.
Perawatan sederhana yang bisa dikerjakan sehari-hari sesungguhnya bisa
mencegah penumpukan tahi kuping, seperti membersihkan kotoran
menggunakan alat yang benar dan menggunakan penutup telinga saat mandi,
berenang atau naik pesawat.
" Gunakan alat pengangkat kotoran telinga yang benar, baru cottonbud untuk membersihkannya, " ucap Susanna.
CAR,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN