ISLAM
sudah dengan jelas mengatur tata cara berhubungan di tempat tidur
antara suami-istri. Maka dari itu, sudah jelas kiranya bahwa ketika
berhubungan, ada setidaknya yang tidak diperbolehkan antara suami dan
istri. Apa saja?
1. Dilarang berhubungan tanpa membaca doa
Rasulullah
saw. bersabda: “Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya,
hendaklah ia membaca: ‘Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan
dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami’. Sebab
jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan
anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya,” (Shahih
Muslim No.2591).
Rasul sudah mengajarkan doa yang senantiasa dibaca ketika akan bermesraan. Jika belum hafal, maka bisa dibaca di bawah ini:
“Bismillah. Allahumma jannabnasyoithona wa jannabisyaithona maa rojaktanaa.”
Artinya
: Dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarkanlah kami dari syetan dan
jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan
2. Dilarang berhubungan tanpa pendahuluan
Betapa
pentingnya sebuah pendahuluan dalam berhubungan, utamanya untuk istri.
Pendahuluan bisa berupa ucapan romantis, kecupan dan cumbu rayu. Hal ini
sesuai dengan: Sabda Rasul Allâh SAW: “Siapa pun di antara kamu,
janganlah menyamai isterinya seperti seekor hewan bersenggama, tapi
hendaklah ia dahului dengan perantaraan.” Selanjutnya, ada yang
bertanya: “Apakah perantaraan itu”? Rasul Allâh SAW bersabda, “Yaitu
ciuman dan ucapan-ucapan romantis,” (HR. Bukhâri dan Muslim).
3. Dilarang berhubungan tanpa penutup/ selimut
“Dari
‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya
(berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang
seperti dua ekor himar.” (HR Ibnu Majah).
Maksudnya
adalah jangan bertelanjang seperti hewan yang kelihatan kemaluannya
saat berhubungan. Tapi pakailah selimut sebagai penutup, atau
bertelanjang dalam selimut.
4. Dilarang berhubungan melalui dubbur/ annus
Dari
Abi Hurairah Radhiallahu’anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda, “Dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di
dubburnya,” (HR Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai).
Dubur atau anus—maaf—adalah tempat pembuangan kotoran, yang membahayakan kesehatan jika berhubungan suami-istri melaluinya.
5. Dilarang berhubungan saat istri haid
“Mereka
bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: ‘Haidh itu adalah
kotoran’. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan
di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat
yang diperintahkan Allâh kepadamu. Sesungguhnya Allâh menyukai
orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri,”
(QS. Al-Baqarah/2: 222).
6. Dilarang menyebarluaskan masalah hubungan
“Sesungguhnya
di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala pada hari Kiamat adalah laki-laki yang menyetu.buhi
istrinya dan istrinya memberikan kepuasan kepadanya, kemudian
menyebarkan rahasia istrinya,” Diriwayatkan oleh Imam Muslim (2597) dan
Abu Dawud (4227).
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN